Asuhan Keperawatan Ansietas, Materi Askep Jiwa Terlengkap

Asuhan Keperawatan Ansietas, Askep ansietas

Asuhan keperawatan (Askep) pada pasien Ansietas akan menjadi fokus bahasan kita kali ini. Pada saat anda merawat pasien seringkali pasien anda mengeluh dada berdebar-debar, keluar keringat dingin, tidak dapat tidur dan mengatakan tidak napsu makan. Pada saat pemeriksaan fisik anda mendapatkan tanda-tanda vital meningkat.

Melihat kondisi demikian tentu anda dapat menyimpulkan bahwa pasien anda pasti sedang mengalami ansietas. Selanjutnya tentu anda berfikir apa yang harus saya lakukan untuk membantu pasien saya agar ansietasnya menurun?

Bacaan Lainnya

Nah, simak penjelasan lengkap materi Askep Pada Pasien Ansietas berikut ini!

Pengertian Ansietas

Ansietas menurut Stuart dan Laraia mengatakan bahwa ansietas memiliki nilai yang positif karena dengan ansisetas maka aspek positif individu berkembang karena adanya sikap konfrontasi (pertentangan), antisipasi yang tinggi, penggunaan pengetahuan serta sikap terhadap pengalaman mengatasi kecemasan. Tetapi pada keadaan lanjut perasaan cemas dapat mengganggu kehidupan seseorang.

Definisi lain tentang ansietas adalah suatu perasaan tidak santai yang samar-samar karena ketidaknyamanan atau rasa takut yang disertai suatu respons. Seringkali sumber perasaan tidak santai tersebut tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu.Ansietas dapat pula diterjemahkan sebagai suatu perasaan takut akan terjadi sesuatu yang disebabkan oleh antisipasi bahaya.

Ansietas merupakan sinyal yang menyadarkan/memperingatkan akan adanya bahaya yang akan datang dan membantu individu untuk bersiap mengambil tindakan untuk menghadapi ancaman.

Tanda dan Gejala Ansietas

Nah, bagaimana sih tanda-tanda dan seseorang yang mengalami ansietas, antara lain:

  • Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri serta mudah tersinggung.
  • Pasien merasa tegang, tidak tenang, gelisah dan mudah terkejut.
  • Pasien mengatakan takut bila sendiri, atau pada keramaian dan banyak orang.
  • Mengalami gangguan pola tidur dan disertai mimpi yang menegangkan.
  • Gangguan konsensstrasi dan daya ingat.
  • Adanya keluhan somatik, mis rasa sakit pada otot dan tulang belakang, pendengaran yang berdenging atau berdebar-debar, sesak napas, mengalami gangguan pencernaan berkemih atau sakit kepala.

Tingkatan Ansietas

Ansietas terbagi dalam beberapa tingkatan, antara lain:

1. Ansietas ringan

Ansietas ringan sering kali berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan memperluas pAndangan persepsi. Ansietasringan memiliki aspek positif yaitu  memotivasi individu untuk belajar dan menghasilkan serta meningkatkan pertumbuhan dan kreativitas.

Respon dari ansietas ringan meliputi:

  • Respon fisiologis meliputi sesekali nafas pendek, mampu menerima rangsang yang pendek, muka berkerut dan bibir bergetar. Pasien mengalami ketegangan otot ringan
  • Respon kognitif meliputi koping persepsi luas, mampu menerima rangsang yang kompleks, konsentrasi pada masalah, dan menyelesaikan masalah.
  • Respon perilaku dan emosi meliputi tidak dapat duduk tenang, tremor halus pada lengan, dan suara kadang meninggi.

2. Ansietas sedang

Pada ansietas tingkat ini, memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal yang penting dan mengesampingkan yang lain, sehingga seseorang mengalami perhatian yang selektif namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah.

Manifestasi yang muncul pada ansietas sedang antara lain:

  • Respon fisiologis. Sering napas pendek, nadi dan tekanan darah naik, mulut kering, diare atau konstipasi, tidak nafsu makan, mual, dan berkeringat setempat.
  • Respon kognitif. Respon pandang menyempit, rangsangan luas mampu diterima, berfokus pada apa yang menjadi perhatian dan bingung.
  • Respon perilaku dan emosi. Bicara banyak, lebih cepat, susah tidur dan tidak aman.

3. Ansietas Berat

Pada ansietas berat pasien lapangan persepsi pasien menyempit. Seseorang cendrung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci, spesifik dan tidak dapat berfikir tentang hal lain. Semua perilaku pasien hanya ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Pasien tersebut memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada suatu area lain. Manifestasi yang muncul pada ansietas berat antara lain:

  • Respon fisiologis. Napas pendek, nadi dan tekanan darah naik, berkeringat dan sakit kepala, penglihatan kabur, dan ketegangan.
  • Respon kognitif. Lapang persepsi sangat sempit, dan tidak mampu menyelesaikan masalah.
  • Respon perilaku dan emosi. Perasaan terancam meningkat, verbalisasi cepat, dan menarik diri dari hubungan interpersonal.

4. Tingkat Panik

Perilaku yang tampak pada pasien dengan ansietas tingkat panik adalah pasien tampakketakutan dan mengatakan mengalami teror,  tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan serta disorganisasi kepribadian.

Terjadi peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan berhubungan dengan orang lain, persepsi menyimpang, kehilangan pemikiran rasional. Manifestasi yang muncul terdiri dari:

  • Respon fisiologis. Napas pendek, rasa tercekik dan palpitasi, sakit dada, pucat, hipotensi, dan koordinasi motorik rendah.
  • Lapang kognitif. Lapang persepsi sangat sempit, dan tidak dapat berfikir logis.
  • Respon perilaku dan emosi. Mengamuk-amuk dan marah- marah, ketakutan, berteriak- teriak, menarik diri dari hubungan interpersonal, kehilangan kendali atau kontrol diri dan persepsi kacau.

Faktor yang Mempengaruhi Ansietas

Ansietas dapat disebabkan karena individu terpapar zat bebahaya/racun (toksin), konflik tidak disadari tentang tujuan hidup, hambatan hubungan dengan kekeluargaan/ keturunan, adanya kebutuhan yang tidak terpenuhi, gangguan dalam hubungan interpersonal, krisis situasional/ maturasi, ancaman kematian, ancaman terhadap konsep diri, stress, penyalahgunaan zat, perubahan dalam status peran, status kesehatan, pola interaksi, fungsi peran, perubahan lingkungan dan perubahan status ekonomi.

Pelajari Juga: Materi Peran Perawat Dalam Psikofarmaka

Proses Keperawatan Ansietas

Selanjutnya mari kita pelajari proses-proses keperawatan yang perawat lakukan pada pasien ansietas, antara lain:

1. Pengkajian

Pengkajian  pasien ansietas  dapat dilakukan melalui  wawancara dan observasi kepada pasien dan keluarga.

Tanda dan gejala ansietas dapat ditemukan dengan wawancara, melalui bentuk pertanyaan sebagai berikut:

  1. Coba ibu/bapak ceritakan masalah yang menghantui fikiran ibu setelah operasi?
  2. Coba ibu/bapak ceritakan apa yang dirasakan pada saat memikirkan masalah yang dialami terutama setelah operas!i
  3. Apakah ada kelurhan lain yang dirasakan?
  4. Apakah keluhan tersebut menganggu aktifitas atau kegiatan sehari-hari?

Tanda dan gejala ansietas yang dapat ditemukan melalui observasi adalah sebagai berikut: Ekspresi wajah terlihat tegang, rentang perhatian menyempit, perubahan tanda-tanda vital (nadi dan tekanan darah naik), tampak sering nafas pendek, gerakan tersentak-sentak, meremas-remas tangan dan tampak bicara banyak dan lebih cepat.

Format Analisa data  dan Masalah
Format Analisa data  dan Masalah

2. Diagnosa Keperawatan Ansietas

Setelah Anda melakukan pengkajian dan mengelompokkan data pada pasien ansietas selanjutnya buatlah pohon masalah. Pohon masalah akan membantu dan mempermudah Anda untuk menegakkan diagnosa keperawatan.

Pohon Masalah pada Pasien Ansietas

3. Tindakan Keperawatan

a. Tujuan Tindakan Keperawatan

  • Klien dapat mengenal ansietas
  • Klien dapat mengatasi ansietas melalui latihan relaksasi
  • Klien dapat memperagakan dan menggunakan latihan relaksasi untuk mengatasi ansietas.
  • Melibatkan Keluarga dalam latihan yang telah disusun

b. Tindakan Keperawatan

1. Membina hubungan saling percaya

2. Membantu klien mengenal ansietas

3. Mengajarkan teknik nafas dalam

Penting! Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu tindakan keperawatan dengan menghembuskan napas secara perlahan, Selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi napas dalam juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah juga dapat menurunkan tingkat kecemasan.

Tujuan teknik relaksasi napas untuk mengurangi stress baik stress fisik maupun emosional yaitu menurunkan intensitas nyeri dan menurunkan kecemasan.

Prosedur teknik relaksasi napas dalam:

  1. Ciptakan lingkungan yang tenang.
  2. Usahakan tetap rileks dan tenang.
  3. Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udara melalui hitungan 1,2,3
  4. Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil merasakan ekstrimitas atas dan bawah rileks.
  5. Anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali.
  6. Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskan melalui mulut secara perlahan-lahan.
  7. Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks.
  8. Usahakan agar tetap konsentrasi / mata sambil terpejam.
  9. Pada saat konsentrasi pusatkan pada hal-hal yang nyaman.
  10. Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga ansietas terasa berkurang.

4. Mengajarkan relaksasi otot

  • Identifikasi tingkat cemas.
  • Kaji kesiapan pasien, perasaan pasien.
  • Ruang yang sejuk, tidak gaduh dan alami.
  • Siapkan tempat tidur atau kursi yang dapat menopang bahu pasien.
    1. Jelaskan kembali tujuan terapi dan prosedur yang akan dilakukan
    2. Pasien berbaring atau duduk bersAndar (ada sAndaran untuk kaki dan bahu)
    3. Lakukan latihan nafas dalam dengan manarik nafas melalui hidung dan dihembuskan melalui mulut
    4. Bersama pasien mengidentifikasi (pasien dianjurkan dan dibimbing untuk mengidentifikasi) daerah-daerah ototyang sering tegang misalnya dahi, tengkuk, leher, bahu, pinggang, lengan, betis
    5. Bimbing pasien untuk mengencangkan otot tersebut selama 5 sampai 7 detik, kemudian bimbing pasien untuk merelaksasikan otot 20 sampai 30 detik.
    6. Kencangkan dahi (kerutkan dahi keatas) selama 5-7 detik,kemudian relakskan 20-30 detik. Pasien disuruh merasakan rileksnya.
    7. Kencangkan bahu, tarik keatas selama 5-7detik, kemudian relakskan 20-30 detik. Pasien disuruh merasakan rileksnya dan rasakan aliran darah mengalir secara lancar.
    8. Kepalkan telapak tangan dan kencangkan otot bisep selama 5-7 detik, kemudian relakskan 20-30 detik. Pasien disuruh merasakan rileksnya dan rasakan aliran darah mengalir secara lancar.
    9. Kencangkan betis, ibu jari tarik kebelakang bisep selama 5-7 detik, kemudian relakskan 20-30 detik. Minta Pasien untuk  merasakan rileksnya dan rasakan aliran darah mengalir secara lancar.
    10. Selama kontraksi pasien dianjurkan merasakan kencangnya otot dan selama relaksasi anjurkan pasien konsentrasi merasakan rilaksnya otot.

5. Melatih pasien prosedure hipnosis 5 jari

  • Atur posisi klien senyaman mungkin.
  • Pejamkan mata dan lakukan teknik napas dalam secara perlahan sebanyak 3 kali. Minta pasien untuk relaks.
  • Minta pasien untuk menautkan ibu jaridengan jari telunjuk, dan minta pasiun untuk membayangkan kondisi dirinya ketika  kondisi begitu sehat.
  • Tautkan ibu jqri dengan jari tengah minta pasien membayangkan ketika mendapatkan hadiah atau barang yang sangat disukai.
  • Tautkan ibu jari kepada jari manis, bayangkan ketika Anda berada di tempat yang paling nyaman, tempat yang membuat pasien merasa sangat bahagia.
  • Tautkan ibu jari dengan jari kelingkng, bayangkan ketika Anda mendapat suatu penghargaan
  • Tarik nafas, lakukan perlahan, lakukan selama 3 kali.
  • Buka mata kembali.

6. Memasukkan kejadwal kegiatan harian klien.

4. Evaluasi

  • Pasien dapat mengenal ansietas
  • Pasien dapat mengatasi ansietas melalui latihan relaksasi:tarik nafas dalam dan distraksi lima jari
  • Pasien dapat memperagakan dan menggunakan latihan relaksasi untuk mengatasi ansietas.
  • Melibatkan Keluarga dalam latihan yang telah disusun

5. Pendokumentasian

Dokumentasi asuhan keperawatan dilakukan pada setiap tahap proses keperawatan yang meliputi dokumentasi pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, implementasi tindakan keperawatan, dan evaluasi.Berikut contoh pendokumentasian asuhan keperawatan pada klien dengan ansietas.

Contoh Pendokumentasian pada Pasien Ansietas 1

Contoh Pendokumentasian pada Pasien Ansietas 2

Uji Kemampuanmu: Soal Latihan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Ansietas

Penutup

Demikian penjelasan materi Asuhan Keperawatan (Askep) Pada Pasien Ansietas. Pelajari materi keperawatan jiwa lainnya yang ada di website ini. Jangan lupa bagikan artikel ini agar lebih banyak yang merasakan manfaatnya.

Referensi: Nurhalimah. 2016. Bahan Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta Selatan: BPPSDM.

5/5 – (3 votes)

Yuk, Kami juga Ada di Google News, KLIK DISINI!

DIREKOMENDASIKAN UNTUK ANDA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *